PLASENTA PREVIA
A.
Definisi
Plasenta previa adalah keadaaan
dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium
Uteri Internal) (Rustam mochtar, 1998).
Plasenta previa
ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal
plasenta terletak di bagian atas uterus (Hanifa Winkjosastro, 2005).
B. Tanda dan Gejala
Menurut
(Departemen Kesehatan RI 1996), Gejala Utama adalah perdarahan yang
berwarna merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama.
Gambaran klinik :
1.
Perdarahan yang terjadi bisa
sedikit atau banyak perdarahan yang
terjadi pertama kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.
Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan
pertama sering terjadi pada trimester ketiga.
2.
Pasien yang datang dengan
perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit atau nyeri.
3.
Pada uterus tidak teraba keras
dan tidak tegang
4.
Bagian terbawah janin biasanya
belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak
lintang atau letak sungsang
5.
Janin mungkin masih hidup atau
sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan
C.
Etiologi
Penyebab plasenta previa belum diketahui
dengan pasti, namun bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai
etiologi
1.
Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kejadian plasenta previa :
a.
Umur penderita
§ Umur muda karena endometrium masih belum sempurna
§ Umur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang subur.
b. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian
plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat tumbuh.
c. Endometrium yang cacat
§ Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
§ Bekas operasi, bekas kuretase atau plasentamanual
§ Pertumbuhan tumor endometrium
seperti pada mioma uteri atau polip endometrium
§ Gestasi ganda
§ Endometriosis puerpural
d. Hipoplasia endometrium
Bila kawin dan
hamil pada umur muda
D. Klasifikasi Plasenta
Previa
Secara teoritis plasenta previa dibagi dalam bentuk klinis ;
1.
Plasenta previa totalis yaitu menutupi
seluruh osteum uteri internum
2.
Plasenta previa partialis yaitu
menutupi sebagian Osteum Uteri Internum (OUI)
3.
Plasenta previa marginalis,
apabila tepi plasenta berada sekitar pinggir Osteum Uteri Internum (OUI).
4.
Plasenta letak rendah
Tepi plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
(Hanifa Winkjosastro, 2005).
1.
Letak janin tidak normal
2.
Partus patologi
3.
Partus prematur
4.
Perdarahan
5.
Syok hemorargie
6.
Anemia
7.
Kematian ibu dan janin
8.
Asfeksi
9.
Infeksi
B. Penanganan
Ibu yang menderita anemia sebelumnya
akan sangat rentan terhadap perdarahan, walaupun perdarahan tidak terlalu
banyak. Darah sebagai obat utama untuk menagatasi perdarahan belum selalu ada
atau tersedia di rumah sakit.
Prinsip dasar penanganan. Setiap ibu
dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas perdarahan yang pertama kali jarang sekali. Apabila dalam penilaian
yang tenang dan jujur ternyata perdarahan telah berlangsung tidak membahayakan
ibu,janin dan kehamilannya belum cukup 36 minggu atau taksiran berat janin
kurang dari 2500 gram dan persalinan belum mulai dapat dibenarkan menunda
persalinan sampai janin dapat hidup diluar kandungan.Tetapi bila terjadi
perdarahan yang membahayakan ibu dan janin atau kehamilannya telah mencapai 36
minggu dan taksiran berat janin mencapai 2500 gram atau persalinan telah mulai,
maka penanganan pasif harus di tinggalkan dan di tempuh penanganan aktif.
Memilih cara
persalinanan yang terbaik adalah tergantung dari derajat plasenta previa,
paritas dan banyaknya perdarahan. Plasenta previa totalis merupakan indikasi
mutlak untuk seksio sesaria tanpa menghiraukan faktor – faktor lannya.
Perdarahan banyak dan ber ulang – ulang biasnya disebabkan oleh plasenta yang
letaknya lebih tinggi daerjatnya daripada yangditemukan pada pemeriksaan dalam
atau vaskularisasi yang hebat pada serviks dan segmen bawah uterus.
Pada kasus yang terbengkalai, dengan
anemia berat karena perdarahan atau infeksi intra uterin, baik seksio sesaria
maupun persalinan pervaginam sama – sama tidak mengamankan ibu dan janinnya.
Akan tetapi dengan bantuan transfusi darah dan antibiotika secukupnya, seksio
cesaria masih lebih aman daripada persalinan pervaginam untuk semua kasus
plasenta previa totalis dari kebanyakan plasenta previa parsialis (Hanifa Winkjosaatro,
2005).
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, William. 2002. William
Obstetri vol 2. EGC : Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid I . EGC : Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Buku
Panduan Praktis Maternal dan Neonatal.
2002. YBSP : Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002.
Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar