ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT
A.
Pengertian
Kontrasepsi implan adalah
batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan
dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan
Kontrasepsi
implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).
B.
Jenis
kontrasepsi implant
1.
NORPLANT
a.
Berisi batang yang mengandung
hormon levonorgestrel
b.
Tiap kapsul : panjangnya 3,4
cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan
selama 5 tahun
2.
IMPLANON
a.
Berisi 1 batang putih lentur
mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b.
Efektif mencegah kehamilan
selama 3 tahun
3.
INDOPLANT dan JADENA
a.
Berisi 2 batang, mengandung 75
mg levonorgestrel
b.
Efektif mencegah kehamilan
selama 3 tahun (Saifuddin, 2006)
C.
Mekanisme kerja KB implant
1.
Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata
terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun,
yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2.
Menggangu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi
estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah
implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti
mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
1.
Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir
serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan
sperma.
2.
Menekan ovulasi karena
progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada
hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)
D.
Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100
perempuan). (Saifuddin, 2006)
E.
Keuntungan dan kerugian KB implant
1.
Keuntungan
a.
Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan
merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif.
Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b.
Perlindungan jangka panjang
(sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan
memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu
tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.
c.
Pengembalian tingkat kesuburan
yang cepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel
yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam
setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus
ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan
pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita
yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada
efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam
batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat
karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d.
Tidak memerlukan pemeriksaan
dalam
e.
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung
hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen,
sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f.
Tidak mengganggu hubungan
seksual
Kontrasepsi implan
tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal
di bagian dalam lengan atas.
g.
Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan
metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas
dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru
menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.
h.
Dapat dicabut setiap saat
sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2011)
i.
Kontrol medis ringan
j.
Dapat dilayani didaerah
pedesaan
k.
Penyulit medis tidak terlalu
tinggi
l.
Biaya ringan
(Manuaba, 1998)
2.
Kerugian
a.
Menimbulkan gangguan
menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing)
dan perdarahan tidak teratur.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan,
kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval
antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak
perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang
dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang
biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah
tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
b.
Berat badan bertambah
Wanita yang
meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan
penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan
nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar
rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas,
pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant
dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak
ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c.
Menimbulkan acne (jerawat),
ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan
produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna
implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang
menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar
globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin),
menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun
testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung
levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)
menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk
keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik
dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal).
Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus
menggunakan implan.
d.
Membutuhkan tindak pembedahan
minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus
dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan
oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode
tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi
adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara
pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan
implan.
e.
Klien tidak dapat menghentikan
sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus
pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
f.
Tidak memberikan perlindungan
terhadap Infeksi Menular Seksual HIV/AIDS
Implan tidak
diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti
herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang
berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk
menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
(BKKBN, 2003)
F.
Indikasi dan kontra indikasi KB implant
1.
Indikasi
a.
Usia reproduksi
b.
Nulipara atau multipara
c.
Menghendaki kontrasepsi dengan
efektifitas tinggi
d.
Tidak menginginkan anak lagi
tapi menolak sterilisasi
2.
Kontra indikasi
a.
Hamil atau diduga hamil
b.
Perdarahan pervaginam yang tidak
diketahui penyebabnya
c.
Kanker
payudara atau riwayat kanker payudara
d.
Mioma uteri
e.
Gangguan
toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)
G.
Waktu mulai menggunakan implan :
1.
Setiap saat
selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan
2.
Insersi dapat
dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan . Apabila
insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari
saja.
3.
Apabila klien
tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak
terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4.
Apabila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.
5.
Apabila
setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6.
Apabila klien
menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi
dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil,
atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7.
Apabila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8.
Apabila kontrasepsi
sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien ingin
menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat
diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9.
Apabila
kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi
lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera di
insersikan. (Sulistyawati, 2011)
H.
Keadaan yang memerlukan perhatian khusus :
Keadaan
|
Anjuran
|
· Penyakit hati akut (virus hepatitis)
· Strok/riwayat stroke, penyakit jantung
· Menggunakan obat untuk epilepsi
· Tumor jinak/ganas pada hati
|
· Sebaiknya jangan menggunakan implan
· Sebaiknya jangan menggunakan implan
· Sebaiknya jangan menggunakan implan
· Sebaiknya jangan menggunakan implan
|
(Saifuddin, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono. Jakarta : YBS-SP
Ragam Metode
Kontrasepsi. Prawirohardjo. 2008. Jakarta : YBS-SP
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Hartanto, Hanafi. 2004. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Buku Ajar
Asuhan Kebidanan vol. 1. Varney, dkk. 2007. Jakarta : EGC
Obstetri.
William, dkk. 2006. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar