ANEMIA
DALAM KEHAMILAN
A.
Definisi
Anemia adalah
penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam
sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb
kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak
hamil dan kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter) untuk
wanita hamil. (Varney, 2007)
Anemia adalah
defisiensi pada kuantitas dan kualitas sel darah merah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pembawa-oksigen darah. (Walsh, 2007)
B.
Etiologi
Menurut Mochtar (1998),
disebutkan bahwa penyebab terjadinya anemia adalah :
1.
Kurang Gizi (Mal Nutrisi)
Disebabkan karena
kurang nutrisi kemungkinan menderita anemia.
2.
Kurang Zat Besi dalam diet
Diet berpantang telur, daging,
hati atau ikan dapat membuka kemungkinan menderita anemia karena diet.
3.
Mal Absorbsi
Penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus
dapat menderita anemia. Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau
dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan
tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.
4.
Kehilangan banyak darah
Semakin sering seorang
anemia mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat
besi dan akan menjadi anemia. Jika cadangan zat besi minimal, maka setiap
kehamian akan menguras persediaan zat besi tubuh dan akan menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya.
5.
Penyakit-Penyakit Kronis
Penyakit-penyakit
kronis seperti : TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria dapat menyebabkan anemia.
C.
Patofisiologi
Darah
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia,
akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma
30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel
darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah
atau anemia.
Pengenceran
darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat
bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia
cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas
rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah
yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan
anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y,
2006).
D.
Tanda
dan Gejala
1.
Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh
berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
2.
Peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha
menyediakan lebih banyak oksigen pada darah
3.
Pusing akibat kurangnya darah ke otak
4.
Rasa cepat lelah karena meningkatnya oksigenasi
berbagai organ termasuk otot - otot jantung dan rangka.
5.
Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
6.
Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan
susunan saraf pusat (Wasnidar, 2007).
E.
Klasifikasi
Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan
hemoglobin menurut Manuaba (2007), adalah :
1.
Tidak anemia :
Hb 11,00 gr%
2.
Anemia ringan :
Hb 9,00-10,00 gr%
3.
Anemia sedang :
Hb 7,00-8,00 gr%
4.
Anemia berat :
Hb < 7,00 gr%
Menurut
Setiawan Y (2006), anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
1.
Anemia Zat Besi
Anemia dalam kehamilan
yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini
disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan
reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
2.
Anemia Megaloblastik/ Anemia pernisiosa
Anemia megaloblastik dalam
kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat.
3.
Anemia Hipoplastik
Anemia pada wanita
hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah
merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan.
4.
Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
F.
Komplikasi
Bahaya anemia pada kehamilan menurut
Manuaba 2007 dapat digolongkan menjadi :
1.
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya
selama kehamilan
· Dapat
terjadi abortus
· Persalinan
prematur
· Hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim.
· Mudah
terjadi infeksi
· Ancaman
dekompensasi kordis (Hb<6gr%)
· Mola
hidatidosa
· Hiperemesis
gravidarum
· Perdarahan
antepartum
· Ketuban
pecah dini (KPD)
b. Bahaya
saat persalinan
· Gangguan
his-kekuatan mengejan
· Kala
pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.
· Kala
dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan
· Kala
tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia
uteri.
· Kala
empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
c. Pada
masa nifas
· Terjadi
subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum.
· Memudahkan
infeksi puerpurium.
· Pengeluaran
ASI berkurang.
· Dekompensasi
kordis mendadak setelah persalinan.
· Anemia
kala nifas
· Mudah
terjadi infeksi mammae.
2.
Bahaya terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu
menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim akan terganggu. Akibat anemia pada janin antara lain adalah:
a. Abortus
b. Kematian
intrauteri
c. Persalinan
prematuritas tinggi
d. Berat
badan lahir rendah
e. Kelahiran
dengan anemia
f. Dapat
terjadi cacat bawaan
G.
Penanganan
Menurut Setiawan Y
(2006), dijelaskan bahwa pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan
berdasarkan klasifikasi anemia adalah sebagai berikut:
1.
Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Saat hamil zat besi
dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel
darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda.
Terutama pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam
jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga harus
mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di
daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil
diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain
itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran
yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah oral (pemberian
ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi
+ 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg
(20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus
maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu
24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang
terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan
test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
2.
Anemia Megaloblastik
Pencegahannya adalah
apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat,
adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg/hari, vitamin B12 1,25 mg/hari,
sulfas ferrosus 500 mg/hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3.
Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini
dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah.
4.
Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah
tranfusi darah.
5.
Anemia Lain
Dengan pemeriksaan
darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan
III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka
dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas,
artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari. (2010).
Anemia Dalam kehamilan.
http://superbidanhapsari.
wordpress.com/2010/10/12/anemia-dalam-kehamilan/. [diakses
tanggal 19 April 2012].
Mansjoer A, dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Acsulapius
Manuaba, IBG. (2007). Pengantar kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Walsh, Linda. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar