Laman

Selasa, 11 September 2012

ASKEB Nifas Normal


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Masa nifas adalah masa setelah partus sampai kurang lebih 6 minggu. Pada masa ini banyak sekali terjadi perubahan-perubahan pada diri klien. Perubahan-perubahan yang bertujuan pada pengembalian tubuh terutama alap reproduksi ke keadaan seperti sebelum hamil. Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Persalinan ada 3 macam yaitu spontan, buatan, dan tindakan. Section Caeseria adalah persalinan buatan dimana bayi dan plasenta dilahirkan melalui suatu insisi dari dinding perut dan dinding rahim. Persalinan dengan SC dilakukan oleh dokter SPOG dengan indikasi tertentu. Dahulu persalinan SC hanya dilakukan apabila keadaan benar-benar patologis, tetapi perkembangannya sekarang berbeda, seorang wanita yang normal dan SC hampir sama yang menbedakan adalah perawatan luka bekas insisi pola aktifitas. Biasanya pada primigravida apabila dilakukan SC untuk kehamilan berikutnya dilakukan SC juga, seorang wanita yang dilakukan SC biasanya pulihnya luka lebih lama daripada persalinan biasa.

1.2              Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2       Tujuan Khusus :
1.        Melakukan pengkajian pada ibu nifas
2.        Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada ibu nifas
3.        Mengantisipasi masalah potensia pada ibu nifas
4.        mengidentifikasi kebutuhan segera
5.        melakukan intervensi
6.        Melakukan implementasi
7.        Melakukan evaluasi

1.3         Metode Penulisan
Metode Penulisan Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode penulisan secara deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui teknik sebagai berikut :
1.        Anamnesa / wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pasien dan keluarganya juga kepada petugas kesehatan setempat.
2.        Studi Kepustakaan
Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan judul makalah di atas yaitu nifas normal.
3.        Observasi
Melakukan pengamatan dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung kepada pasien.
4.        Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari sehingga dapat dijadikan pendukung selama menganalisa data.

1.4         Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan klinik asuhan kebidanan ini meliputi  :
BAB I    PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
B.           Tujuan
C.           Metode Penulisan
D.          Sistematika Penulisan
BAB II   TINJAUAN TEORI
A.           Konsep Teori
B.            Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III  TINJAUAN KASUS KALA I, II, III dan IV
A.           Pengkajian Data
B.            Identifikasi Masalah/Diagnosa
C.            Identifikasi Masalah Potensial
D.           Menentukan Kebutuhan Segera
E.            Perencanaan Asuhan
F.             Pelaksanaan Asuhan
G.           Evaluasi Hasil Tindakan
BAB IV  PEMBAHASAN
BAB  V  PENUTUP
A.           KESIMPULAN
B.            SARAN
DAFTAR PUSTAKA
 
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Masa Nifas
2.1.1    Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin, 2006).
2.1.2    Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2.         Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3.         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.         Memberikan pelayanan keluarga berencana.
(Winkjosastro, 2008)
2.1.3    Program dan Kebijakan Teknis dalam Asuhan Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,  mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Kunjungan pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI membantu proses hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, serta menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi (Winkjosastro dkk,2008).
Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di bawah umbilikus. Menilai adanya tanda infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan, yang mana kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan pada 6 minggu setelah persalinan yang merupakan kujungan terakhir selama masa nifas, yang mana kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara dini. (Saifuddin et al, 2006).
2.1.4    Perubahan pada Masa Nifas
1.         Perubahan fisik berupa pengeluaran lokea, bekas implantasi uri, luka perineum, nyeri abdomen bagian suprapubik, tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan suhu, perubahan servik, dan ligamen.
a.         Lokea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi selaput plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokea, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Lokea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik lokea terdiri dari eritrosit, peluruhan decidua, sel epitel dan bakteri. Lokea mengalami perubahan karena proses involusi.
      Pengeluaran Lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya :
1)        Lokea rubra/ merah (kruenta), lokea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/ luka pada plasenta dan serabut dari decidua dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah.
2)        Lokea serosa, lokea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau kecokelatan. Lokea ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
3)         Lokea alba, lokia ini muncul lebih dari hari ke-sepuluh postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lender, serviks dan serabut jaringan yang mati (Sekolah Bidan, 2008).

       Bila pengeluaran lokia tidak lancar maka disebut lochiastasis.      Kalau lokea tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna
yang sering disebabkan retroflexio uteri. Lokea mempunyai suatu karakteristik bau yang tidak sama dengan sekret menstrual. Bau yang paling kuat pada lokea serosa dan harus dibedakan juga dengan bau yang menandakan infeksi (Sekolah Bidan, 2008).
 Lokea disekresikan dalam jumlah banyak pada awal jam pertama  postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lokea rubra, sejumlah kecil sebagai lokea serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lokia alba. Umumnya jumlah lokea lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas manakala wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar manakala dia berdiri. Total jumlah lokea yang dikeluarkan sekitar   240 hingga 270 ml (Varney’s Midwifery, 2004).
b.        Bekas Implantasi Uri
 Placenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih (Mochtar, R, 2002).
c.         Robekan Perineum
 Luka pada jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks, umumnya (bila tidak seberapa luas) akan sembuh dalam 6 – 7 hari bila tidak disertai infeksi. Infeksi mungkin mengakibatkan sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi keadaan sepsis (Mochtar, R, 2002).
d.        Rasa Sakit
Rasa sakit yang disebut after pains (merian atau mules-mules) adalah disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah di dalam kavum uteri. Hal ini diberikan pengertian pada ibu ini jika sampai  mengganggu dapat diberikan obat anti sakit dan obat anti mules (Wiknjosastro, 2008).
e.         Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partus tidak lebih dari 37,2° Celcius. Sesudah partus dapat naik + 0,5° Celcius dari keadaan normal, tetap tidak melebihi 38,0° Celcius. Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari 38,0° Celcius, mungkin ada infeksi. Nadi berkisar umumnya antara 60 – 80 denyutan per menit. Segera setelah partus dapat terjadi bradikardia. Bila terjadi takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan. Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum. Tetapi ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit lain yang menyertainya dalam waktu ± 2 bulan tanpa pengobatan (Wiknjosastro, H, 2005).
f.         Servik
Setelah persalinan bentuk servik masih sedikit berdilatasi seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistennya lunak. Kadang terdapat laserasi. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Mochtar, R, 2002).
g.        Ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur mengecil dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor (Mochtar, R, 2002).
2.         Perubahan Psikologi
Gangguan psikologis yang sering terjadi pada masa nifas yaitu:
a.         Post partum blues, merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi ditandai dengan gejalagejala: cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak percaya diri, sensitif, mudah tersinggung dan merasa kurang menyayangi bayinya;
b.        Post partum syndrome (pps), merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan kesedihan dan kemurungan yang biasa bertahan satu sampai dua tahun;
c.         Depresi post partum, ibu yang merasakan kesedihan, kebebasan, interaksi sosial, dan kemandiriannya berkurang. Gejalanya : sulit tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol (Huliana, M, 2003).

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase sebagai berikut (Huliana, M, 2003):
a.         Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman secara persalinan sering berulangkali diceritakan.
b.        Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3 – 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya. Selain itu, perasaan ibu sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang dijaga. Oleh sebab itu, ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
c.         Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Pada fase ini sudah ada keinginan tinggi untuk merawat bayinya.
2.1.5    Perawatan Paska Persalinan
Menurut Mochtar (2002) perawatan masa nifas meliputi :
1.         Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam paska persalinan. Kemudian boleh miring kanan dan miring kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 duduk, hari ke 3 exercise, hari ke 4-5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan penyembuhan luka.

2.         Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, serat dan vitamin.
3.         Miksi
Hendaknya miksi dapat dilakukan sendiri secepatnya. Terkadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi M.sphincter ani selama persalinan, juga karena adanya distensi kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan katererisasi.
4.         Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari paska persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi dapat diberikan obat pencahar per oral atau supositoria.
5.         Perawatan payudara (mammae)
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya punting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
a.         pembalutan mammae sampai tertekan
b.        pemberian obat esterogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel. Dianjurkan sekali menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6.         Laktasi
      Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
a.         Proliferasi jaringan pada kelenjar mamae, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
b.        Keluar cairan kolostrum dari duktus laktiferus disebut kolostrum bewarna kekuningan.
c.         Hipervasularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana seluruh vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d.        Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh lactogenic hormone (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari postpartum. kontraksinya buruk , sakit pada punggung atau nyeri pada pelvik yang persisten , perdarahan pervagina abnormal seperti perdarahan segar, lochea rubra banyak, persisten, dan berbau busuk ( Barbara, 2004 ).

2.2       Konsep Dasar Sectio Caesaria
2.2.1    Pengertian Sectio Caeseria (SC)
Persalianan SC adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suati insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawirohardjo, 2005).
2.2.2        Indikasi section caeseria
1.         Indikasi pada ibu 
a.       Panggul Sempit Absolute
b.      Tumor Jalan Lahir
c.       Stenosis Serviks Atau Vagina
d.      Plasenta Previa
e.       CPD
f.       Ruptura Uteri
2.         Indikasi pada janin
a.       Kelainan Letak
b.      Gawat Janin
3.         Pada umunya SC tidak dilakukan pada :
a.       Janin Mati
b.      Syok Anemia Berat
c.       Kelainan Congenital Berat

2.2.3        Nasehat Pasca Operasi
1.      Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun dengan menggunakan kontrasepsi
2.      Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik
3.      Dianjurkan untuk persalinan selanjutnya dilakukan di Rumah Sakit besar (lengkap)
2.2.4        Perawatan setelah operasi pada post partum hari pertama
Observasi dan perawatan ibu post partum ini bertujuan agar dapat mendeteksi kejadian lebih dini, observasinya meliputi :
1.      Kesadaran penderita
a.       Pada anestesi lumbal : kesadaran penderita baik, karena ibu dapat mengetahui hampir semua proses persalinan
b.      Pada anestesi umum : pulihnya kesadaran oleh ahli telah diatur dengan memberikan O2 di akhir operasi
2.      Pengukuran dan pemeriksaan
a.       Pengukuran nadi, tekanan darah, temperature dan pernapasan
b.      Mengukur keseimbangan cairan melalui produksi urine dengan perhitungan : 
Produksi urine normal           : 500-600 cc
Pernapasan                            :  500-600 cc
Penguapan Badan                 : 900-1000 cc
c.       Pemberian cairan pengganti sekitar 2000-2500 ccdengan perhitungan 20 tetes/menit (1 cc/ menit)
d.       Infus setelah operasi diberikan 1x 24 jam pertama
e.        Mengukur TFU dan kontraksi rahim untuk menutup pembuluh darah
f.       Memeriksa paru untuk mengetahui kebersihan jalan napas dan ronchi basal untuk mengetahui adanya edema paru
g.      Memeriksa bising usus yang menandakan berfungsinya usus dengan adanya flatus
h.      Perdarahan local pada luka operasi

i.        Perdarahan pervaginam dengan :
1)        evaluasi pengeluaran lochea rubra
2)        Atonia uteri meningkatkan perdarahan
3)        Perdarahan berkepanjangan
j.        Payudara : putting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
3.      Profilaksis Antibiotik
 Infeksi selalu di perhitungkan dari adanya alat yang kurang steril, sehingga pemberian antibiotika sangat penting untuk menghindari terjadinya sepsis sampai kematian
4.      Mobilisasi Penderita
 Konsep mobilisasi dini tetap merupakan landasan dasar, karena perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan - melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi nifas , mempercepat infolusi alat kandungan, melancarkan fungsi gastrointestinal dan alat perkemihan , meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme setelah itu sadar, ibu boleh melakukan mobilisasi dini dengan miring kanan kiri , dan apabila ibu tidak pusing dan kondisi ibu baik, mobilisasi bisa dianjurkan dengan duduk, bahkan bisa jalan dengan infus. (Manuaba, 2007)
5.      Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama, sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI ( kolostrum Pertama ) sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin, sehingga ikatan kasih sayang semakin terjalin.

2.3       Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Post Partum
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang KIA/KB (DepKes RI, 1993).
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2008).
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan di fokuskan pada suatu proses yang sistematis dan analis (Varney, 2008).
Dalam meberikan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah manajemen kebidanan menurut Hellen Varney, yaitu :
2.3.1        Pengkajian
       Merupakan langkah awal untuk mendapatka data tentang keadaan ibu melalui anammesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data tersebut diklarifikasikan sebagai data subjektif dan data penunjang.
1.         Data Subyektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara atau anamnesa secara langsung kepada klien dan keluarga dan tim kesehatan lain. Data subyektif ini mencakup semua keluhan-keluhan dari klien terhadap masalah kesehatan yang lain. Dalam hasil anamnesa terhadap klien tentang masalah kesehatan yang dialami meliputi hal-hal berikut :
a.         Biodata
Biodata berisi tentang identitas klien beserta suaminya yang meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
Dari data biodata yang dikaji diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan sosial ekonomi dan pendidkan klien/keluarga yang mempunyai kondisi klien.
b.        Keluhan utama
  Ditanya apa yang dirasakan sekarang atau keluhan saat ini.
c.         Riwayat kesehatan
1)        Riwayat penyakit sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah apakah saat ini klien menderita suatu penyakit, kapan dan apakah sudah diperiksakan oleh petugas, bila sudah kapan, sudah mendapat obat atau belum, apa obatnya dan bagaimana hasilnya
2)        Riwayat penyakit yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit keturunan selain itu juga apakah klien pernah melakukan operasi sebelumnya, kalau pernah kapan dimana dan apakah indikasinya
3)        Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit keturunan selain itu juga apakah klien pernah melakukan operasi sebelumnya, kalau pernah kapan dimana dan apakah indikasinya
d.        Riwayat kebidanan
1)        Riwayat haid
Terdiri dari menarche, umur berapa, siklus haid, berapa lama haid, berapa banyak, bagaimana warnanya, konsistensinya, baunya, apakah merasakan nyeri apa tidak saat haid, bila ya kapan sebelum/selama/sesudah haid, keputihan atau tidak kalau ya kapan sebelum, selama, sesudah haid atau diluar haid.
2)        Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Yang harus ditanyakan adalah bagaimana riwayat kehamilan yang lalu, riwayat persalinannya apakah ada kesulitan. Kalau ya, apa kesulitannya. Bagaimana postpartum, apakah mengalami perdarahan atau tidak. Bagaimana riwayat nifasnya, apakah mengalami kelainan, misalnya perdarahan banyak, panas atau lochea berbau. Kapan melahirkan keguguran yang terakhir.
3)        Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Ini kehamilan ke berapa, apakah ada keluhan selama hamil, penyuluhan dan terapi yang didapat selama hamil serta ibu mulai merasakan gerak anak pada usia kehamilan berapa minggu. Persalinan yaitu ibu dan bayi. Ibu meliputi tempat persalinan, penolong, jenis persalinan, persalinan ke berapa dan komplikasi (kala I-IV). Bayi meliputi lahir kapan, jam, berat badan, panjang badan, nilai Apgar. Jenis kelamin dan cacat bawaan. Nifas adakah komplikasi atau masalah dalam masa nifas.
e.         Riwayat perkawinan
      Yang harus ditanyakan adalah berapa kali ibu menikah, sudah berapa lama, usia ibu atau suami berapa tahun nikah pertama kali, dan apa statusnya
f.         Riwayat KB
      Yang perlu ditanyakan adalah apakah klien sebelumnya pernah ikut KB, metode apa yang digunakan, kapan menggunakannya, berapa lama pemakaiannya. Bila klien mengganti metode KB apa alasannya.

g.        Riwayat psikososial
Bagaimana hubungan pasien dan suami serta keluarga
h.        Latar belakang sosial budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkunan klien dan keluarga baik yang bersifat mendukung maupun menghambat dalam kaitannya dengan kehamilan
i.          Pola kebiasaan sehari-hari
Berisi tentang bagaimana pola kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh klien, yaitu :
1)        Pola nutrisi
Bagaimana asupan nutrisinya dari pasien, berapa kali ia makan dan minum, menunya apa saja selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
2)      Pola eliminasi
Berapa kali ibu BAK dan BAB, bagaimana warna dan konsistensinya selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
3)      Pola istirahat
Bagaimana pola istirahat ibu selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
4)      Pola aktivitas
Bagaimana kegiatan klien selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
5)      Pola personal hygiene
Ibu mandi, gosok gigi berapa kali dalam sehari, keramas berapa kali dalam seminggu, ganti baju dan celana dalam berrapa kali dalam sehari selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
2.         Data Obyektif
       Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
a.         Pemeriksaan Umum
          Bagaimana keadaan umumnya, kesadarannya, tanda-tanda vital (Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan), tinggi badan dan berat badan.
b.        Pemeriksaan Khusus
1)        Inspeksi
Kepala     : Simetris atau tidak, rambut keriting, lurus atau bergelombang, kulit kepala bersih atau tidak ketombe ada atau tidak, rontok atau tidak
Muka       : Pucat atau tidak
Mata        : Simetris atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterus atau tidak
Hidung    : Ada pernafasan cuping hidung atau tidak, bersih atau tidak, ada perdarahan atau tidak, ada polip atau tidak, ada secret atau tidak
Gigi dan mulut : Mukosa bibir lembab atau kering, ada caries atau tidak, ada stomatitis atau tidak, ada gigi palsu atau tidak
Telinga :   Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada perdarahan atau tidak, ada serumen atau tidak
Leher       :Ada pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran vena jugularis, pembesaran kelenjar limfe atau tidak
Dada dan payudara : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, ada hiperpigmentasi areola mamae atau tidak, ada luka atau tidak
Abdomen : Ada luka bekas operasi atau tidak, ada pembesaran abdomen atau tidak, ada linea nigra atau tidak, ada striae livide atau tidak
Genetalia : Warna vulva vagina, ada luka atau tidak, ada varises atau tidak, pengeluaran lochea warna, konsistensi atau baunya bagaimana
Ekstremitas
Atas     :Simetris atau tidak, ada gangguan pergerakan atau tidak
Bawah   :Simetris atau tidak, ada varises atau tidak, ada gangguan pergerakan atau tidak
2)        Palpasi
Leher          : Ada pembesaran kelenjar tyroid,vena jugularis, pembesaran kelenjar limfe dan struma gravidarum atau tidak
Dada dan payudara : Ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak, ada keluaran kolostrum atau tidak
Abdomen : TFU seberapa, ada nyeri tekan atau tidak, kontraksi atau tidak
Eksremitas : Eksremitas atas dan bawah oedema atau tidak
3)        Auskultasi
Metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran yaitu :
Adomen :             Terdengar bising usus berapa kali dalam 1 menit
4)        Perkusi
Periksa ketuk dengan menggunakan alat tertentu
Reflek patella : +/+ atau -/-
c.         Pemeriksaan Penunjang
1)        Laboratorium        :
a)        Hb                 : Berapa kadar Hb (gr%)
b)        Albumin        : Terdapat albumin atau tidak dalam urine
c)        Reduksi         : Terdapat glukosa atau tidak dalam urine
2.3.2    Identifikasi Diagnosa, Masalah atau Kebutuhan
Menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan. Langkah ini dikembangkan dari data ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai diagnosa, masalah dan kebutuhan

No.
Tanggal/Jam
Diagnosa
Data Subyektif
Data Obyektif
1.
Tanggal :
………
Jam :
…….WIB
Ny. “A” P1001 Post Partum Hari Ke-2 dengan Demam
Data yang diperoleh dari pihak klien dan keluarga klien
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dan observasi dari tenaga kesehatan

2.3.3        Antisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Masalah yang timbul dan bila tidak di atasi akan mengancam keselamatan pasien.
2.3.4        Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan, mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk ditangani sesuai dengan kondisi klien.
2.3.5        Intervensi
Intervensi adalah pengembangan rencana yang merupakan langkah lanjutan setelah diagnosa ditegakkan. Dalam penyusunan rencana perlu disesuaikan dengan prioritas masalah secara menyeluruh, yang meliputi 4 bagian, yaitu : tujuan, kriteria hasil, intervensi dan rasional.
2.3.6        Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi yang telah telah dibuat.
2.3.7        Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan criteria guna mengevaluasi nilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan. Evaluasi dalam asuhan kebidanan ditulis dalam bentuk SOAP, sebagai berikut:
S :                    Data yang diperoleh dari wawancara langsung. Data ini menyatakan bagaimana keadaan klien setelah diberikan tindakan kebidanan
O :       Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A :       Pernyataan yang diambil atau terjadi atas data subyektif dan obyektif
P :        Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi

 
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1         Pengkajian
Tanggal Pengkajian       : 5 Maret 2012
Jam                                : 16. 00 WIB
Tempat Pengkajian       : RSKIA Citra Sehat
1.        Data Subjektif
a.         Biodata
Nama               : Ny. “R”                     Nama suami    : Tn. “M”
Umur               :33 tahun                     Umur               : 35 tahun
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan      : SMA
            Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Swasta
Penghasilan     : -                                 Penghasilan     :-
Alamat             : Ds. Bolorejo III
b.         Keluhan utama
Ibu mengatakn merasa nyeri pada luka SC, ibu mengatakan sudah bisa saja buang angin/kentut, Ibu mengatakan ini anak ke 3. Ibu melahirkan pukul 01.15 WIB
c.         Riwayat kesehatan
1)        Riwayat penyakit yang lalu
a)    Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV AIDS, hepatitis dan TBC
b)   Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung dan hipertensi
c)    Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus
2)        Riwayat kesehatan sekarang
a)    Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti HIV AIDS, hepatitis dan TBC
b)   Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti anemia, jantung dan hipertensi
c)    Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus

3)        Riwayat kesehatan keluarga
a)    Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV AIDS, hepatitis dan TBC
b)   Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti anemia, jantung dan hipertensi
c)    Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus 
d.        Riwayat kebidanan
1)      Riwayat haid
d)       Menarche       : Umur 13 tahun
e)        Siklus haid     : 28 hari
f)         Lamanya        : 7 hari
g)        Teratur/tidak  : Teratur
h)        Jumlah           : 5x/ hari ganti pembalut
i)          Warna            : Merah, tidak nyeri
j)          Konsistensi    : Encer
k)        Keluhan         : Tidak ada
l)          Flour Albus   : Tidak ada
m)      HPHT            :23-6-2011
n)        HPL               :27-3-2012
2)   Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu       
Kehamilan Ke
Keadaan Kehamilan
Keadaan Persalinan
Keadaan Anak
Gangguan
Keguguran
Usia Kehamilan
Tanggal Lahir
Tempat Lahir
Cara Lahir
Cara Plasenta Lahir
Penolong
BB/ PB
Jenis Kelamin
Hidup Umur
1
-
-
38 minggu
12-11-2006
BPS
Spontan
Spontan
Bidan
2800 gr/49cm
Perempuan
6 th
2
-
-
37 minggu
29-04-2009
RS
SC
SC
Dokter
2750gr/48cm
Laki-laki-
3thn
3
-
-
36minggu 3 hari
5-3-2012
RS
SC
SC
Dokter
2900 r/51cm
Laki-laki




3)   Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
a)        Kehamilan :
       Ibu mengatakan kelahiran ini merupakan kehamilan ketiganya. Keluhan selama hamil trimester I (mual muntah, sering pusing dan cepat lelah), trimester II (tidak ada keluhan) dan trimester III (sering kencing). Penyakit selama kehamilan anemia berat. ANC sekitar ± 12x dibidan.TT sebanyak 2x (TT1 CPW dan ke  pada kehamilan ini usia kehamilan 4 bulan). Penyuluhan yang didapat tentang nutrisi ibu hamil dan perubahan selama hamil. Terapi yang didapat selama hamil yaitu pemberian tablet Fe. Ibu merasakan gerak janin pertama kali usia kehamilan 5 bulan dan dalam sehari gerak janin sekitar 10x.
b)        Persalinan :
(1)      Ibu
Tempat Persalinan          : Rumah Sakit
Penolong                        : Dokter
Jenis Persalinan              : SC
Persalinan ke                  : 3
(2)      Bayi
Lahir                   : 5-3-2012
Jam                     : 01.15 WIB
BB                      : 2900 gram
PB                      : 51 cm
Nilai Apgar        : 7-8
Jenis Kelamin     : Perempuan
Cacat Bawaan    : Tidak ada
c)        Nifas :
 Setelah 6 menit bayi lahir, plasenta lahir dan jumlah perdarahan sekitar 400 cc.
e.         Riwayat perkawinan
1)        Nikah                                : 1 x
2)        Lama kawin                      : 7tahun
3)        Umur pertama kawin        : 26/28 tahun
4)        Status                               : Syah
f.          Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan
g.         Keadaan Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik begitu juga dengan tetangga sekitar.
h.         Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu mengatakan tidak ada pantang makan setelah melahirkan
i.           Pola kebiasaan sehari-hari
1)    Pola nutrisi
Selama hamil                                : Makan 3-4x/hari, menu : nasi, sayur, lauk (tahu, tempe, telur/ikan) dan buah. Minum air putih + 7 gelas/hari
Setelah melahirkan           : ibu belum diperbolehkan makan dan minum jika belum bisa kentut
Masalah yang dirasakan : -
2)      Pola eliminasi
Selama hamil                                 : BAB   1x / hari, konsistensi lembek,  warna   kuning, bau khas.  
BAK   + 7x / hari, konsistensi encer, warna kuning jernih, bau khas
Setelah melahirkan            : BAB   1x / hari, konsistensi lembek,  warna   kuning, bau khas. BAK   + 3x / hari, konsistensi encer, warna kuning jernih, bau khas.
Masalah yang dirasakan : -
3)      Pola istirahat
Selama hamil                     : Tidur   siang   +   2   jam
  Tidur malam +  7  – 8  jam
Setelah melahirkan            : Tidur   siang   +   3   jam 
  Tidur malam +  8 – 10  jam
Masalah yang dirasakan : -



4)      Pola aktivitas
Selama hamil                                 : Ibu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, seperti biasa : menyapu, memasak, mencuci tetapi hanya sebatas kemampuan
Setelah melahirkan            : Ibu belum melakukan aktivitas apapun. Ibu masih berbaring ditempat tidur
Masalah yang dirasakan : -

5)      Pola personal hygiene
Selama hamil                                 : Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/seminggu, ganti baju dan celana dalam 2x/hari atau ganti jika kotor
Setelah melahirkan            : Ibu belum diperbolehkan mandi tetapi tubuhnya dibersihkan dengan air hangat dan sabun setiap pagi dan sore hari oleh keluarga.
Masalah yang dirasakan : -
1.        Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umum
KU                  : Baik
Kesadaran       : Composmentis
TTV                 : TD                 : 100/70 mmHg
Nadi               : 88x/menit
Suhu              : 39 0C
RR                 : 18x / menit
TB                   : 155 cm          BB                   : 65 kg
b.         Pemeriksaan Fisik
1)        Inspeksi
Kepala      : Simetris, rambut lurus, pendek, kulit  kepala bersih, rontok
                               Muka        :  menggigil
Mata         : Simetris, conjungtiva merah, sklera putih
                               Hidung     : Tidak ada pernafasan cuping hidung. bersih, tidak ada polip, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
Gigi dan mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu
Telinga      : Simetris, bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen
Leher        : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran vena jugularis dan pembesaran kelenjar limfe
Dada dan payudara : Simetris, bersih, putting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae dan tidak terdapat luka
Abdomen : ada luka bekas operasi, terlihat abdomen masih besar, ada linea alba, ada striae livide
                               Genetalia  : Warna vulva vagina merah, tidak ada varises, lochea rubra warna merah, konsistensi cair bau anyir
Ekstremitas : Atas            : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan
Bawah         : Simetris, tidak ada varises, tidak ada gangguan pergerakan
2)        Palpasi
                               Leher        : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe
                               Dada         : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ada keluaran colostrum
                               Abdomen : TFU 3 jari bawah pusat, tidak terdapat nyeri tekan, teraba abdomen (uterus) keras (kontraksi)
Eksremitas : Eksremitas atas dan bawah tidak oedema,
3)        Auskultasi                       
Abdomen             : bising usus normal (3x dalam 1 menit)
4)        Perkusi
       Refleks patela       : +/+
c.         Pemeriksaan penunjang
1)        Laboratorium
d)       Hb                 : -
e)        Albumin        : Tidak terdapat albumin dalam urine
f)         Reduksi         : Tidak terdapat reduksi dalam urine





3.2         Identifikasi Diagosa, masalah dan Kebutuhan
Tgl/Pkl
Dx/Mx/Keb
Data Dasar
5-3-2012/ 16.00 WIB
Dx : Ny. R P3003 Post Partum hari ke 1 dengan nyeri pada luka SC
Ds: ibu mengatakan ini anak ke 3, ibu mengatakan melahirkan dengan cara SC
Do: ada luka jahitan pada perut
Masalah: nyeri pada luka SC
Ds: ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
Do: nyeri tekan pada luka jahitan
Kebutuhan: Nutrisi, personal hygine, konseling perawatan payudara, konseling tanda bahaya masa nifs
Ds: ibu mengatakan sudah bisa kentut, ibu mengatakan belum mandi
Do: ibu terlihat kurang segar

3.3         Antisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial
1.        Sub-involusi uteri
2.        Infeksi luka abdomen post SC
3.4         Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter obgyn
3.5         Intervensi
Tanggal: 5 Maret 2012
Jam : 16.05 WIB
Dx/Mx/Keb
Intervensi
Rasional
Dx : Ny. R P3003 Post Partum hari ke 1 dengan nyeri pada luka SC
Tujuan:
setelah dilakukan asuhan kebidanan, masa nifas berjalan dengan normal
Kriteria Hasil
·      Involusi uterus normal
·      Tidak nyeri pada luka jahitan
Intervensi
1.      Lakukan pendekatan pada pasien


2.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu









1.      Akan terjalin kerjasama dan kepercayaan terhadap petugas kesehatan. Pasien lebih kooperatif dalam pelaksanaan
2.      Ibu mengerti dan memahami kondisinya saat ini
1.       
Masalah: nyeri pada luka SC
3.      Anjurkan ibu mobilisasi dini
3.      Mobilisasi membantu mengurangi rasa nyeri dan membantu pemulihan luka
Kebutuhan : Nutrisi, personal hygine, konseling perawatan payudara, konseling tanda bahaya masa nifas
4.      Anjurkan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi

5.      Berikan konseling tentang kebersihan diri pada masa nifas

6.      Berikan konseling dan ajarkan tentang cara perawatan payudara



7.      Berikan konseling tanda bahaya masa nifas
4.      Nutrisi atau makanan bergizi selama nifas akan dapat meningkatkan kualitas ASI dan membantu pemulihan luka SC
5.      Kebersihan diri membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu
6.      Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
7.      Ibu dapat mengantisipasi dan mendeteksi dini kondisi bahaya pada dirinya

3.6         Implementasi
Tanggal  : 5 Maret 2012
Jam        : 16.10 WIB
Dx/Mx/keb
Implementasi
Dx : Ny. R P3003 Post Partum hari ke 1 dengan nyeri pada luka SC

Masalah: nyeri pada luka SC

Kebutuhan : Nutrisi, personal hygine, konseling perawatan payudara, konseling tanda bahaya masa nifas
1.      Melakukan pendekatan pada pasien
2.      Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
3.      Menganjurkan ibu mobilisasi dini
4.      Menganjurkan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi.
5.      Memberikan konseling tentang kebersihan diri pada masa nifas
6.      Memberikan konseling dan ajarkan tentang cara perawatan payudara
7.      Memberikan konseling tanda bahaya masa nifas.

3.7         Evaluasi
Tanggal : 5 Maret 2012
Jam        : 16.15 WIB
S       : Ibu mengatakan mengerti dan memahami semua konseling yang telah dijelaskan oleh bidan
O       : Ibu mampu menjelaskan garis besar konseling yang telah diberikan
A       : Ny. R P3003 Post Partum hari ke 1 dengan nyeri pada luka SC
P       : Anjurkan ibu melaksanakan semua konseling yang telah diberikan

 
BAB 4
PEMBAHASAN

       Pada kasus Ny. “R” terdapat nyeri luka bekas operasi pada perut dan hal ini normal terjadi pada hari pertama setelah operasi. Agar luka operasi segaera sembuh maka pasien harus lebih bisa menjaga kebersihan diri dan luka setelah operasi selama di rumah serta kebutuhan nutrisi yang lebih optimal dalam masa penyembuhan luka. Dan disini didapatkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dalam penetapan Asuhan Kebidanan.
 
BAB 5
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
Masa nifas adalah masa sesudah melahirkan terhitung dari selesai persalinan sampai pulihnya alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu.
Persalinan ada 3 macam yaitu :
1.         Persalinan spontan
2.         Persalinan buatan
3.         Persalinan dengan tindakan
Persalianan buatan misalnya dengan Sectio Caesaria yaitu cara pengeluaran bayi dan plasenta melalui insisi perut dan dinding rahim
Tujuan perawatan masa nifas :
1.         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikis
2.         Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.         Memberika pendidikan kesehatan tentang perawatan, nutrisi, KB dan menyusui

5.2       Saran
1.         Bagi Pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalan asuhan masa nifas diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
2.         Bagi Petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan kietrampilan dengan meningkatkan peran penolong bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan masa nifas dengan SC

 
DAFTAR PUSTAKA

Saiffudin. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono, JNPKKR
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan.  EGC
Depkes RI Dirjen Binkesmas. 2000. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar,.Dirjen Binkesmas
Hanifa, Winkjosastro. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono: Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilit I. EGC
Depkes RI. 2003. Standart Pelayanan Kebidanan Buku I. Depkes RI: Jakarta






2 komentar:

  1. thanks yahhhh blogx... ada gak makalah mortalitas & morbilitas masa nifas?????????????

    BalasHapus
  2. sma2 thanks udh ksh koment... untuk smentara ini makalh mortilitas & morbilitas masa nifas aq blm buat insyaallah klo ada wktu mw buat

    BalasHapus