Kontrasepsi
Suntik Kombinasi
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan
konsepsi yang disatukan menjadi kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen (Suryani, 2011).
Kontrasepsi
suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan dan
merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi
serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat
kontrasepsi sederhana (Suparyanto, 2010).
2. Jenis
Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap
bulan (cyclofem), jenisnya 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg
estradiol cypionat, dan 50 mg
Noretindron Enantat (Net-En) dan 5 mg Estradiol Sipionat (Sari Yohana,
2011).
3. Cara
kerja
a. Mengusahakan agar tidak terjadi
konsepsi dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan
sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH
Pencegahan ovulasi disebabkan karena gangguan pada
sekresi hormon LH oleh kelenjar hypofisis, sehingga tidak terjadi dipuncak
mid-siklus (pada kedaan normal terjadi puncak sekresi LH pada pertengahan
siklus dan ini menyebabkan pelepasan ovum dari folikelnya)
b. Melumpuhkan sperma dengan mempertebal/mengentalkan
lendir mukosa servikal (leher rahim)
Progestin
mencegah penipisan lendir serviks pada pertengahan siklus sehingga lendir
serviks tetap kental dan sedikit, yang tidak memungkinkan penetrasi
spermatozoa. Atau bila terjadi penetrasi spermatozoa, pergerakannya sangat
lambat sehingga hanya sedikit atau tidak ada
spermatozoa yang mancapai cavum uteri.
c. Menghalangi pertemuan sel telur
dengan sperma dengan membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil
pembuahan, mengganggu pergerakan silia saluran tuba.
Progestin
mengganggu berkembangnya siklus endometrium, sehingga endometrium berada dalam
fase yang salah atau menunjukan sifat-sifat ireguler atau atrofis, sehingga
endometrium tidak dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
4. Keuntungan
a. Tidak mengganggu proses sanggama
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri. Suntikan Kb tidak perlu
diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama.
b. Tidak perlu periksa dalam
Diberikan
melalui suntikan IM di bokong, sehingga tidak perlu dilakukan periksa dalam.
Kecuali pada pemasangan AKDR.
c. Efek samping minimal
Efek
samping yang sering terjadi adalah gangguan siklus haid (aminorhea, spotting,
perdarahan) dan mual.
d. Klien tidak perlu menyimpan obat
Para wanita yang menghadapi
permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam minum pil
setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik. Setelah
mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat
waktu suntik.
e. Tidak tergantung kebiasaan lupa
minum obat
Diberikan
melalui suntikan tiap bulan. Sehingga tidak perlu meminum obat tiap hari.
f. Mengurangi
jumlah perdarahan
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika terjadi proses peluruhan,
prdarahan menjadi semakin banyak. Progestin dapat mencegah pembentukan
endometrium sehingga perdarahan berkurang.
g. Mencegah anemia
Salah
satu efek kontrasepsi adalah aminorhea, sehingga tidak ada darah yang keluar.
Dengan demikian, kecil kemungkinan terjadi anemia.
h. Mencegah
kanker ovarium dan endometrium
Pada
wanita karsinoma endometrium sering dihubungkan dengan hiperplasia yang
disebabkan oleh estrogen. DMPA dan progestin menekan pertumbuhan endometrium
dan mencegah hiperplasia pada wanita.
i.
Mencegah kehamilan ektopik
Salah
satu cara kerja kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir
sehingga dapat melumpuhkan
sperma, dengan demikian akan semakin sulit untuk terjadi konsepsi diluar rahim.
j.
Dapat melindungi kemungkinan penyakit
radang panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan mukus
serviks menebal, sehingga mempersulit penularan infeksi dari liang senggama
atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
5. Kerugian
a. Penyuntikan
lebih sering dan biaya keseluruhan lebih tinggi
Klien harus datang tiap bulan untuk
mendapat suntikan, sehingga harus mengeluarkan biaya tiap bulannya.
b. Lapisan
dari lendir rahim menjadi tipis sehingga terjadi perubahan pola haid, seperti
tidak teratur, spotting
c. Pada
awal penggunaan sering timbul mual, pusing, tegang dan nyeri payudara dan akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
Hal ini merupakan hal yang
fisiologis dan dapat hilang dengan sendirinya.
d. Efektivitas
berkurang bila berinteraksi dengan anti konvulsif (fenitoin, barbiturat) dan
tuberkulostatik (rifampisin)
Obat-obat ini memicu pembentukan
enzim-enzim dihati, dimana enzim ini dapat mengganggu metabolisme fungsi hati
dan mempengaruhi efektivitas obat.
e. Kadang-kadang
timbul komplikasi serius (stroke, serangan jantung, thrombosis paru)
Perubahan dalam metabolisme lemak (terutama
penurunan HDL-kolesterol), dapat merusak endotel pembuluh darah sehingga dapat menambah
besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.
f. Kesuburan
tak segera pulih walaupun penggunaannya telah dihentikan
Lama masa tidak subur tergantung
pada kecepatan metabolisme. Biasanya kesuburan akan segera pulih dalam waktu
2-3 minggu.
g. Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual atau infeksi
HIV
Kontrasepsi suntik tidak memiliki
perlindungan ganda seperti kondom, diafragma dan spermisida sehingga tidak
melindungi diri dari PMS/AIDS.
h. Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
Progesteron juga merangsang pusat
pengendali napsu makan di hipotalamus, menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya.
6. Efek
samping yang sering terjadi
a. Peningkatan
berat badan 3 kilogram selama tahun pertama dan bertambah secara progesif
selama tahun kedua.
Progesteron mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah.
Progesteron juga merangsang pusat pengendali napsu makan di hipotalamus,
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
b. Gangguan
siklus haid
Penyebab gangguan siklus haid
karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan
histologi.
- Aminorhea
Biasanya tidak haid 1 tahun pertama, jika pemakaian
suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi
dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Disebabkan karena estrogen menekansekresi
gonadotropin sehingga menyebabkan proklaktinoma di hipofisis. Kadar prolaktin
yang tinggi ini dapat menyebabkan aminorhea.
- Perdarahan/spotting
Perdarahan setelah penyuntikan
pertama dapat terjadi kira-kira selama 30 hari. Lebih dari 60% wanita
mendapatkan kembali siklus yang normal setelah 1 tahun. Sejumlah wanita yang
menggunakan cyclofem mengalami perdarahan lebih awal atau lebih lambat dari
biasanya, dan sejumlah wanita yang lain mengalami amenorrhoe, spoting atau masa
perdarahan yang lebih lama dan lebih berat. Umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian.
c. Mual/pusing/muntah.
Reaksi tubuh terhadap hormon
estrogen yang mempengaruhi produksi asam lambung. Peningkatan estrogen ini
dapat merangsang timbulnya mual.
7. Yang
boleh menggunakan suntikan kombinasi
a.
Usia reproduktif yang memiliki anak
ataupun belum
Aman
digunakan karena masa kesuburan akan segera pulih kembali setelah kontrasepsi
ini dihentikan.
b.
Menyusukan ASI lebih dari 6 bulan
Estrogen
menekan produksi prolaktin yang sangat berguna untuk merangsang produksi ASI.
Dengan demikian kadar prolaktin menjadi rendah dan menyebabkan produksi ASI
berkurang. Sehingga tidak dianjurkan pada ibu yang sedang menyusui ASI
ekslusif.
c.
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Progesteron menekan LH dan FSH sehingga jumlah darah yang
keluar berkurang, sehingga sangat baik digunakan pada ibu setelah melahirkan. Estrogen
dapat menyebabkan produksi ASI berkurang, tapi aman digunakan pada ibu yang
tidak menyusui.
d.
Yang mengalami dismenore/nyeri haid
hebat
Kontraksi
yang berlebihan dapat menyebabkan aminorhea. Progesteron dapat mengurangi
kontraksi.
8. Yang
tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
a. Hamil
atau diduga hamil
Penggunaan kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan. Bila sudah hamil, tidak perlu diberi.
b. Perdarahan
per vaginam yang belum jelas asalnya/penyebabnya
Bila terjadi perdarahan harus dicari tahu dahulu penyebab perdarahannya.
c. Perokok
dengan usia > 35 th
Nikotin dalam rokok menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah sehingga oksigen ke jantung berkurang. Hal ini
dapat memperberat kerja jantung karena kebutuhan oksigen semakin bertambah.
Pembuluh darah di endometrium pun mengalami atropi, sehingga peluruhan
endometrium semakin bertambah banyak.
d. Riwayat
penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180/110)
Perubahan dalam metabolisme
lemak (terutama penurunan
HDL-kolesterol), dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.
e. Riwayat
thromboemboli atau Diabetes Melitus lebih dari 20 th
Ketidak seimbangan hormon estrogen
progesteron, sehingga terjadi peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, juga
dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan retensi insulin sehingga
memperburuk toleransi glukosa.
f. Penyakit
hati akut
Progesteron menyebabkan aliran
empedu menjadi lambat, dan bila berlangsung lama saluran empedu tersumbat
sehingga cairan empedu dalam darah meningkat. Hal ini yang menyebabkan warna
kuning. Estrogen mudah diserap hati. Estrogen dapat mengganggu eksresi
bilirubin sehingga memperberat fungsi hati.
g. Keganasan
payudara
Gangguan keseimbangan hormon
estrogen progesteron mempengaruhi kelenjar payudara. Dan apabila sudah ada
tanda infeksi payudara, maka akan memperburuk keadaan.
9. Waktu
mulai penggunaan
a. Suntikan
pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan
b. Bila
suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari
c. Bila
klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan
seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
selama masa waktu 7 hari
d. Bila
klien pascapersalinan kurang dari 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja tidak hamil
e. Bila
pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f. Bila
pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi
g. Bila
pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi
h. Pasca
keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
i.
Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi
hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal
kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar,
suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu,
perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu
j.
Bila kontrasepsi sebelumnya juga
kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan
kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
k. Ibu
yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja
diyakini ibu itu tidak hamil, dan pemberiannya tanpa pelu menunggu datangnya
haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi yang lain
tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan pada hari 1-7 siklus
haid. Cabut segera AKDR.
10. Cara
penggunaan
a. Berikan
secara intra muskuler, setelah penggunaan awal, perlu diulangi setiap 4 minggu
b. Dianjurkan
untuk 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi perubahan pola haid atau
timbul gangguan berupa perdarahan
c. Dapat
juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang ditentukan, asal saja diyakini
ibu itu tidak hamil
11. Keadaan
yang memerlukan perhatian khusus
a. Penderita
hipertensi < 180/110 masih dapat diberikan tetapi perlu pengawasan
b. Diabetes
melitus dapat diberikan, jika terkontrol dan berlangsung < 20 th
c. Migren
boleh diberikan, jika tidak ditemukan kelainan neurologik
d. Pengguna
rifampisin/obat epilepsi, pilih kontrasepsi kombinasi dengan etinil estradiol
50 mg
atau cari metode kontrasepsi lain
e. Penderita
anemia bulan sabit (sickle cell), sebaiknya jangan menggunakan kombinasi.
12. Hal
yang harus diingat klien
a. Harus
kembali untuk suntik ulang setiap 4 minggu
b. Bila
tidak haid lebih dari 2 bulan, harus pastikan bahwa klien tidak hamil
c. Harus
memberitahukan pada petugas bila menggunakan obat-obatan lain bersamaan
d. Ada
efek samping berupa mual, sefalgia, tegang dan nyeri payudara, dan spotting
pada 2-3 kali suntikan pertama dan akan hilang pada suntikan berikutnya.
13. Tanda-tanda
yang harus diwaspadai pada penggunaan suntik kombinasi
a. Nyeri
dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah diparu atau
serangan jantung
b. Sakit
kepala hebat dan gangguan pengelihatan. Kemungkinan terjadi strok, hipertensi
dan migran
c. Nyeri
tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
d. Tidak
terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo.
2008. Ragam Metode Kontrasepsi.
Jakarta : YBS-SP
Varney,
dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
volume 1. Jakarta : EGC
Saifuddin,
dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP
William,
dkk. 2006. Obstetri Willian volume 2.
Jakarta : EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Baziad,
Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal.
Jakarta : YBS-SP
Manuaba. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta
: EGC